Mengenai Saya

Foto saya
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Just ordinary man but full of surprises...

Sabtu, 04 Desember 2010

ANGAN INDAH KOSONG TAK BERARTI


Senin pagi yang cerah, awal bagi para siswa-siswi melakukan tugasnya sebagai pelajar disekolah. Andy siswa SMAN 1 berjalan dengan semangatnya menuju kelas barunya. Ia membayangkan siapa saja yang akan menjadi teman-teman baru sekelasnya nanti, ini pasti akan menjadi hari yang menyenangkan bagi Andy. Maklum hari ini kan saat pembagian kelas dan jurusan. Andy Adiangga itu nama lengkapnya, ia masuk di kelas XI jurusan Bahasa. Ia pantas masuk kejurusan tersebut karena nilai kebahasaan dan sastranya yang cukup bagus di banding teman-teman kelas X-nya.
Suasana ramai penuh rasa persahabatan menakhlukan rasa keterasingan diantara para siswa yang belum saling mengenal betul satu dengan yang lain. Dengan sifatnya yang ramah, rame, dan cerdas, Andy dengan mudah memperoleh banyak teman. Teman-temannya menyukainya karna selain sifatnya yang ramah, rame, cerdas, Andy juga termasuk anak yang memiliki paras wajahnya yang tampan dan sifat yang unik.
@@@

Tiga bulan telah berlalu.
Pagi itu ada yang aneh dengan Andy saat upacara bendera. Pandangannya terfokus lurus pada salah satu barisan upacara; barisan XI IPA-lah yang ia tuju. Kayaknya ia sedang memperhatikan salah satu siswi yang berada dalam barisan tersebut. Ia belum pernah melihat siswi tersebut sebelumnya, paras wajahnya manis, cantik mempesona halnya bidadari yang turun dari khayangan, membuat Andy semakin betah memandangnya.
Di kelas Andy tidak habis pikir, bagaimana bisa ia selalu menjadi kepikiran terus pada siswi yang ia lihat tadi pagi. Disekolah, dirumah, pagi, siang, malam, tak terlewat sedetik pun tanpa memikirkannya. Siapa namanya?, dimana rumahnya?, sedang apa ia sekarang?. Menjadi pertanyaan-pertanyaan buta tanpa jawaban.


Selasa pagi.
Bukan seperti biasanya Andy berangkat sekolah pagi sekali. Ia tak sabar, kangen ingin jumpa dengan siswi yang membuatnya mabuk kepayang dan membuat Andy terserang penyakit malarindu yang sering dilanda orang-orang yang mabuk kasmaran.
Tak disangka tak diduga. Bidadari pujaan hati Andy tersebut menghentikan angkot yang sama dengan yang di naiki Andy menju sekolah, Siswi tersebut pun duduk tepat di sampingnya. Andy tak berkutik, ia diam seribu bahasa, badanya keringat dingin, jantungnya serasa akan copot tak kuat menahan detak yang begitu cepat, maklum Andy orangnya pemalu banget, apalagi ama cewek. “Apa ini mimpi?.” kata Andy dalam hati sambil mencubit kecil tangan kanannya yang sejak tadi gemetaran.
Mereka berdua pun sampai ketujuan. Siswi tersebut turun dan bergegas jalan menuju sekolah tanpa komentar. “kenapa?, kenapa kau ini?, kenapa kau biarkan ia pergi?, apa benar ia orang yang kau suka? kejar!, kejar ia!, tanya, siapa namanya? jika memang kau sayang dengannya.” kata Andy mengatai dirinya sendiri dalam hati. Andy pun mengejar siswi tersebut yang sudah berjalan 17 meter jauh di depanya. “Hai!” sapa Andy basa-basi pada siswi tersebut. “cepat sekali jalannya, buruburu ya?” Boleh kenalan?, Adik ni siapa namanya?” tanya Andy gerogi, karena baru kali ini ia kenalaan ama cewek. “oh ya, nama saya Dita, kakak sendiri siapa?”, respon siswi tersebut sambil menjabat tangan Andy yang dingin. “Nama saya Andy, Andy Adiangga.” jawab Andy dengn wajah merah merona.
@@@

Tingkah Andy jadi sangat aneh setelah itu. Di dalam kelas Ia tersenyum-senyum sendiri seperti halnya orang gila. Teman-temanya khawatir dengan tingkah laku teman mereka yang satu ini. “Andy..., kamu gak kesambet setankan?” tanya Rio, sambil memegang kening Andy memastikan. “kesambet pala loe peang...!, hari ini ku lagi seneng nich, akhirnya aku menemukan bidadari pujaanku” kata Andy dengan wajah merah merona kasmaran. “Nah... gitu dong! akhirnya ada juga cewek yang loe taksir?, emang siapa namanya?, anak mana?, cantik gak?” tanya Rifan penasaran. Andy pun menceritakan hal yang ia alami pada teman-teman gangnya. Mulai dari perasaan suka sampai taraf perkenalan mereka. Andy bercerita sangat detail, seakan-akan sangat memahami betul perempuan yang baru ia kenal tadi pagi itu.  
Esok harinya, tanpa di sengaja Andy bertemu lagi dengan Dita gadis pujaanya. Saat itu Dita melontarkan senyum manisnya pada Andy yang sedang berjalan menuju kearahnya, begitu juga sebaliknya, Andy membalas senyuman itu. “Kau benar-benar bidadariku, dewiku, permaisuriku, pujaan hatiku, kaulah jodoh yang tuhan berikan padaku” kata-kata tak jelas ngelantur Andy dalam hati yang kini sedang berbunga-bunga.
@@@

Setahun berlalu, kini saat Andy kelas XII.
Di rumah, di jalan, di sekolah, perpustakaan, toko, pasar, bahkan dalam tidurnya sekali pun, bagai mana paras wajahnya, bibirnya, matanya, senyumnya, suaranya, gaya jalannya, semua terekam rapih dalam benak Andy. Dita selalu ada didalam hatinya.  Tak semenit bahkan sedetik pun Andy melupakan senyum bibirnya yang mungil. Sepertinya penyakit malarindu Andy sudah mencapai batas kronis taraf stadium empat. Kini hati Andy serasa ingin jebol tak tahan membendung rasa yang sudah lama sekali ia ingin utarakan pada gadis pujaanya itu. Andy ingin sekali ngungkapin perasaannya pada Dita, namun penyakit malu dan mindernya juga tidak kalah besar, belum lagi perasaan takut Andy jikasannya ia ditolak. Ia harus menyiapkan mental baja untuk melaksanakan tugas perjuangan cintanya yang taruhanya adalah perasaan dan harga diri. Hatinya hanya untuk Dita, Pintu hatinya tertutup untuk wanita lain. Hanya Ditalah yang Andy mau, itu harga mati!.
Andy pun siap. “Ayo Andy! kamu pasti bisa!, luluhkan hatinya!, ia pantas menerima cintamu yang suci, kamu pun pantas mencintainya, kamu tampan, kamu cerdas, dan yang pasti kamu bukan buaya darat, kalian serasi, jangan biarkan ia menunggu, dialah jodoh yang tuhan berikan pada mu, ayo Andy! kamu pasti bisa! luluhkan hatinya hari ini juga, semangat!, semangatlah pangeran cinta!, rebut ia dari kesunyian hati!” kata Andy dalam hati sambil memandangi dirinya dicermin, seolah mensupport dirinya yang sedang bimbang.

Jam 10.30 AM di sekolah.
“Andy!”
“Ya, kenapa Fan?.”
“Lihat Dita.”
“Ya.... Ia cantik, manis. Emang napa.?”
“Apa kamu tidak lihat siapa yang lagi ngobrol dengannya itu?.”
“Liat...,cowok. kayaknya temannya. Emang napa?.”
“Apa kamu tidak sadar? mereka begitu mesra untuk ukuran teman?, yang ku tahu dari informasi tadi, cowok yang sedang ngobrol ama Dita itu namanya Dewa; laki Dita. Sorry Ndy, bukan maksud ku....?” kata Rifan gagap, menyayangkan nasib yang ditimpa teman karibnya ini. “Benarkah...?.” Andy menjawab dengan suara lesu. Ratapan  matanya kosong meliahat kemesraan Dita dengan si dia. Ia tak percaya dengan semua ini, tapi ini benar-benar nyata. Hatinya hancur seketika, badannya gemetar, jantungnya berdetak sakit tak teratur seperti ditusuk ribuan jarum beracun, hatinya panas terbakar, napasnya mulai tak teratur seperti orang yang mau manemui ajal, sakit..., sakit sekali.
“Kenapa?, kenapa harus dia?, kenapa Dit?, kenapa kau lakukan ini padaku?, kenapa kau tak bersabar dan menungguku?, kenapa kau begitu cepat mengambil keputusan?, padahal aku selalu menunggu, menanti wanita-wanita sepertimu hadir dalam hidupku, kaulah satu-satunya wanita yang aku sayangi di seantero galksi bima sakti ini, kenapa kau selalu menebar senyum padaku?, seolah-seolah memberiku harapan, kenapa ia tidak bisa mengertikan rasa ini? sinyalku, kesalah tingkahanku saat jumpa denganmu, kenapa kau tak menyadarinya? kau cinta pertamaku, jangan lakukan ini padaku, ku yakin aku lebih baik darinya, aku tampan, aku cerdas, akulah laki-laki paling romantis di bumi ini, akulah laki-laki yang paling setia dunia dan akhirat, kenapa?, kenapa Dit?, kini angan indah ku menjadi angan kosong tak berarti, terkubur mati bersama sakit ini, apakah ini takdirku?, adilkah bagiku?...............?” ribuan ungakapan dilontarkan sebagai ekspresi rasa sakit hati Andy, yang kala itu sedang meratap langit malam seolah mengadu pada bintang.
@@@


Sebulan telah berlalu. Tubuh Andy kini kurus kering sehabis sakit. Andy sekarang berubah, dulu ia anaknya rame tapi kini tidak lagi. Kelas jadi sepi walau pun ia ada. Kini ia jadi jarang ngomong apa lagi tertawa. Kayaknya Andy begitu terguncang akan masalah yang menimapanya ini. Teman-teman sekelas khawatir akan kondisi Andy, mereka berusaha mencari jalan keluar agar Andy dapat kembali seperti semula. Hal demi hal  telah mereka coba, tapi hasilnya nihil!
Malam minggu. Andy berada diteras depan rumahnya. Ia sedang meratap bintang-bintang bergemerlapan  seakan-akan menghibur hatinya yang sedang gundah. Kini Andy sedang berfikir sebenarnya apa yang ia lakukan selama ini, ia berfikir bawa dirinya sangatlah egois. Ia berfikir tindakannya selama ini sangat egois dengan mengorbankan perasaan teman-temannya yang sangat mengkhawatirkannya dengan tindak-tindakannya yang konyol. Andy sadar, ternyata teman-temannyalah yang selama ini selalu mensupportnya. Andy merasa bersalah pada teman-temannya itu. Ia  ingin mulai merubah sikapnya yang kekanak-kanakan itu, Andy tak mau teman-teamannya kecewa karenanya, ia ingin melihat senyum dari teman-temannya, ia pun kangen akan kegaduhan yang sesaat saja bisa terjadi di kelas karnanya.
@@@

Pagi yang cerah, dengan langkahnya yang penuh semangat Andy berjalan menuju kelasnya. “Fan, apa kamu liat apa yang aku liat?.” Tanya Rio heran ngeliat wajah Andy yang berubah, lain dari hari biasannya. “Iya Yo, aku liat. Kita sambangin yuk tu anak!.”ajak Rifan pada Rio. “Ndy, kamu lagi ngapain sih kayaknya seru amat?” Tanya Rifan ngeliatin kesibukan Andy ngotak-atik kamera digital foto yang baru dibelinya. “Eh kalian... oh ini? aku kemarin ke toko terus aku liat kamera foto ini, kayaknya seru juga nih kalo buat foto-foto, baguskan?.” jawab Andy sambil menunjukan kamera fotonya pada Rio dan Rifan. “Jadi punya hobi baru nich ceritanya...?.”  kata Rio menghibur.
Kini Rifan dan Rio senang, mereka senang dengan kembalinya teman mereka Andy seperti dulu, yang ramah, yang rame dan juga kadang suka usil ini. Tapi terkadang ia tidak sepenuhnya berubah, sesekali Andy termenung diam jika bertemu atau berpas-pasan jalan dengan Dita. Masih tersirat rasa sakit yang kayaknya sukar untuk dihapus. Tapi Andy mempunyai cara lain untuk meredam rasa sakitnya itu, dengan cara menyalurkan hobi memotretnya atau juga dengan cara memperkecil, atau bahkan menghindar sejauh mungkin pertemuannya dengan Dita. Cara itulah yang dikiranya ampuh bagi Andy untuk ngelupain cewek yang pernah naklukin sekaligus ngehancurin hatinya itu. Lagian Andy juga sadar, Dita tidak salah. Cinta emang tidak bisa dipaksakan, cinta memang tak bisa diterka, cinta tidak selalu harus saling memiliki, kegagalan adalah awal dari keberhasilan yang nyata. Kata-kata tersebutlah yang terkadang menjadi penyemangat Andy dalam perjalanan hidupnya yang masih panjang.